Minggu, 13 Maret 2016

SATU PUISI TERBIT DI HARIAN ANALISA 13 MARET 2016



Hari Kamis 10 Maret sampai dengan Minggu Siang 13 Maret 2016 saya berada di Jakarta untuk beberapa agenda. Hari Jumat pagi pukul 8.00 sampai dengan pukul 12.00 mengikuti rangkaian acara pelantikan sebagai salah satu pejabat Eselon IV Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Inilah kali pertama pelantikan 1.129 pejabat Eselon II, III dan IV seluruh Indonesia dipusatkan di Jakarta dan dipimpin langsung oleh menteri serta dihadiri Eselon I. Pertanyaan di benak kami yang penuh keheranan atas ramainya pelantikan kali ini terjawab oleh ibu Siti Nurbaya selaku Menteri LHK yang menyebutkan pelantikan ini sebagai bagian dari Revolusi Mental yang dicanangkan oleh Pak Jokowi. Lembaga pemerintah selama ini begitu terkotak-kotak oleh ego sektoral baik antar lembaga maupun antara unit dalam satu lembaga. Mulai saat pelantikan seluruh aparat kementerian LHK merupakan satu kesatuan utuh yang bersinergi.

Dari jumat siang sampai dengan jam 11 Malam, saya dan seluruh rombongan kantor dari Medan mengikuti Rapat Kerja Nasional bersama seluruh unsur aparat kementerian LHK Pusat dan Unit Pelaksana Teknis dari seluruh Indonesia, dengan agenda pokok sosialisasi dan pendalaman peran Kementerian Lingkungan Hidup dalam 10 Fokus Pembangunan Nawacita. Acara pelantikan dan Rapat Kerja Nasional berlangsung di Ruang Rimbawan Gedung Manggala Wanabakti (tempat yang juga biasa disewa untuk pesta perkawinan artis dan orang kaya Jakarta). Sabtu Pagi sampai sore lanjut rapat lagi dengan seluruh unsur Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (Institusi kerja saya yang baru) namun kali ini berlangsung di Hotel Menara Peninsula Jakarta di daerah Slipi.. Minggu pagi sehabis bangun tidur, iseng-iseng lewat smartphone aku google search dengan kata kunci Puisi Bresman Marpaung. setelah scroll layar, eh mataku tertumbuk pada kata-kata 'Boneka-Boneka Berkisah' yang menurutku bukan puisiku yang sudah pernah dimuat surat kabar. Ternyata ketika saya klik ke laman dimaksud, ternyata itu puisiku yang terbit pada 13 Maret 2016. Puisi dari analisadaily.com tersebut saya upload ke facebook seraya minta ke isteri untuk membelikan koran versi cetak. Di bawah ini kuupload versi jpg epaper lalu berikutnya salinan ulang dalam dua versi: Versi cetak dan versi yang telah kuedit beberapa waktu sebelumnya. Sebab puisiku yang terbit ini adalah pengiriman bulan November 2015 




Versi dimuat Analisa 13 Maret 2016

BONEKA-BONEKA BERKISAH

Satu pasukan teddy  yang mulia rupanya  bikin janji
atas nama pencipta.  atas nama malaikat berdasi.
diutus menghapus tangis beberapa negeri
dalam tubuh telanjang  sebuah ‘love’  terjahit di kulit ari.
penciptanya sengaja  tak mengukir  hati  di ruang sembunyi
dacron dan nylon  menusuk dari dubur mengisi  bilik hati.
tapi benar intuisi  pencipta dan malaikat: hati mesti terlihat.
Di negeri mereka tiba anak-anak digendam  tanda terjahit
senasib hatinya  telanjang mengikat  peluknya lekat-lekat

Di negeri  Teddy berkawan rapat dengan seorang puteri
boneka legam lunglai hilang nyali
zaman amuk meremuk pikirnya demensia abadi

demi kedamaian semua perkara diangguk-angguki
demi catatan keramaian tangannya patah di lambai-lambai.
lihatlah, senyumnya pucat terkubur di makam nurani.

ada tak ikut lupa:
sejak seseorang meminjamnya dari tiba
tiap musim digoda sesuka hati
gincu dan pita kepatuhan  abdi 
retorika perkoncoan, monolog pengantar alibi
nasib sebagai dakocan bertubuh hitam
mesti tabah menjalani
utusan sebagai banci

Setelah diedit

KISAH BONEKA BERKISAH

Satu pasukan teddy  mulia sudah  bikin janji
demi  nama dewi.  atas nama malaikat berdasi.
utusan pengusap tangis di ringkih beberapa negeri
dalam tubuh telanjang  sebuah ‘love’  terpahat di kulit mati.
dewa  tak jadi  mengukir  hati  di ruang sembunyi
hanya  dacron dan nylon ditusuk ke dubur pengisi  bilik hati.
tapi benar intuisi  penjaga langit: hati mesti terlihat.
Di negeri mereka tiba anak-anak didendang malaikat  berhati terjahit
senasib hatinya  bercahaya telanjang mengikat  peluknya lekat-lekat

Di negeri  Teddy berkawan rapat dengan seorang puteri
boneka legam lunglai hilang nyali
zaman amuk meremuk pikirnya ke demensia tinggi

demi kedamaian semua perkara telah  diangguk-angguki
dalam keramaian tangannya patah tumbal catatan abadi
senyum
 pucatnya berkubur  makam nurani.

sejak
tiba seseorang itu
dipinjam tiap hari
diberi takdir kibaran sesuka hati
dioles gincu yang rancu  
bersimpul pita patuh sekaku abdi 
perisai gempuran serapah, alibi banjiran maki
keram jadi bangkai dakocan
tabah diutus sebagai banci

2 komentar:

  1. Pak, bisa di unggah nama2 pejabat yang dilantik?
    trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan diunduh dari website menlhk.go.id sudah ada disana daftarnya

      Hapus