Minggu, 01 November 2015

DUA MINGGU BERTURUT-TURUT PUISIKU DI RUBRIK REBANA HARIAN ANALISA





Kali kedua Analisa memberi kejutan padaku. Dua minggu berturut-turut Harian ini memuat puisiku. Puisi yang sudah kukirim beberapa bulan lalu. Malah kupikir sebelumnya sudah tak layak muat lagi. Tapi ketika aku iseng membuka analisadaily.com pada pukul 23.30 WIB hari sabtu tanggal 31 Oktober di menu  minggu/rubrik/minggu/rebana/puisi rebana ternyata puisi-puisi yang akan tayang di Koran cetak minggu 1 November 2015 sudah terpampang. Dua puisiku berjudul RIWAYAT KATA dan PERMAINAN ANAK DAN BAPAK dapat kulihat dengan jelas. Kesabaran ternyata membuahkan berkah.  Terimakasih buat Bang Idris Pasaribu selaku Redaktur yang sudah berjerih payah menyeleksi puisi dan member layout cantik bagi puisi yang terbit. Inilah puisiku tersebut.

RIWAYAT KATA


sebab tak beraga
cepatlah tujuan menguap
bertengger ke pucuk  congkak
setinggi itu hendak  mengangkang
berlayang  ke mana-mana
mau terpandang
menodai tiap perasaan

di negeri mengawan
seketika  mengembun
tapi tak hunjam di panas dendam
diperam  laut lupa
hanya karam perasaan beku
mengasin darah

di perut siapa bisa tumbuh kata
jadi sembunyi perasaan
tabah terendam noda
dalam keranda tak bernisan

            Medan, 11 Mei 2015



PERMAINAN ANAK DAN BAPAKNYA

anak  mencipta-cipta permainan
dari barang petikan sejangkau akal dan mata
memahat cita-cita dari bongkah kepala belum berbentuk rupa
ibunya tertawa menabung harapan menebal nyata

manakala bapaknya mencari-cari permainan rasa
dari barang di mata sembunyi ke hatinya
sesungguhnya dengan akal dia  beradu tega
dan ibu menabung letih, membukit di kantung  mata
tafakur yang meresap  tak dapat menegak kepala

dari daun dan buah yang dipetik seorang anak
sebatang dahan bertambah percaya menakik  tunas putik
jadi buah  sekepal di ranting dipetik seorang bapak
membelah luka yang  meranggas ke akar sampai mati pucuk
seorang anak memilih permainan dari takaran kelemahan
seharga koin
seorang bapak memilih permainan dari takaran kabur
seharga mahar
berbeda tuaian meski sederajat maksud memuaskan
seorang ibu bingung menimbang-nimbang sisa dua keping perasaan



                                    Medan, 20 April 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar