Blog ini saya buat untuk menampung hasrat saya yg selalu berapi-api berkata-kata dalam tulisan, hasrat merenung lewat puisi, lewat komentar tentang hidup dan kehidupan pribadi, keluarga dan bernegara. Mohon dimaafkan bila saya termasuk nyinyir berkomentar terutama soal elit brirokrasi, elit politisi, elit konglomerat yang 90% dapat mengombang-ambingkan atau memakmurkan rakyat semesta.
Saya sengaja membuat judul blog saya Laki-laki Perkasa untuk menyiratkan semangat optimisme meskipun bukan tampilan fisik yg terekspose macho. Laki-laki Perkasa terinspirasi dari salah satu puisi saya pernah dimuat di Harian Sinar Indonesia Baru Medan era Tahun 1985, ketika saya masih di bangku SMA. Optimisme Laki-laki Perkasa kuurai dari pengamatan diam-diam tampilan almarhum ayahku dalam memerankan sosok kepala keluarga. Sedikit pendiam, tekun bekerja, mengupayakan seluruh anak-anaknya baik perempaun maupun laki-laki menggapai pendidikan tinggi sebagai bekal kehidupan menjalani dunia. Meskipun tak punya uang berkecukupun tetapi selalu punya rutinitas membawa oleh-oleh sehabis pulang kerja baik berupa roti, mie pansit, capcay, bak pau dalam seminggu hari. Bahkan dalam diamnya saat aku sakit bisul tiba-tiba (tarhirim kata orang batak) diberinya aku kejutan hadiah mesin ketik agar aku bisa menulis banyak puisi dan cerpen.
Meskipun alm ayah tidak termasuk yg rajin dalam ritual ibadah formil seperti ibadah minggu ke gereja, namun dalam tampilan keseharian tak sekalipun pernah memfitnah atau menjelekkan orang, tetapi selalu ada kata maaf buat orang-orang yg sudah pernah menzalimi atau merendahkan dirinya. Hanya kalimat tangkalan yang keluar dari mulutnya jika kami anaknya suka protes kalau dizalimi tetangga:Selaku kata bapaku: " Pada akhirnya orang akan tahu siapa kita dalan kualitas, cukuplah Tuhan yg maha tahu. Kita kaya atau miskin tak perlu orang bisa baca siapa kita. Ada Tuhan yang menghakimi, bukan kita." Inilah puisi yg menginspirasi judul blogku ini
LAKI-LAKI
PERKASA
Laki-laki itu yang keras mengukir baja
Bukan sekarang ia bermula
Semalam telah berjaga
Ia adalah laki-laki tak banyak bicara
Ia punya cita-cita
Mencuci bumi kerap atas jelaga
Ia lelaki yang harus bekerja
Sebab malam perlu disuap
Sebab hidup perlu berjaga
Semalam, Ia bangun atas mimpi
Peluk cium diri sendiri
Ia harus teguh pada janji
Bunuh rindu merayu bini
Ia adalah laki-laki perkasa
Yang harus mampu melepas tangis pada tawa
Ia laki-laki tak banyak bicara
Laki-laki itu yang keras mengukir baja
Lepas cerita dari mimpi yang usang
Ia harus tegar
Betapapun perih Ia cumbu luka
Betapa lantang ia tawakan kematian
Ia laki-laki perkasa
Punya masa depan
Karya Bresman Marpaung
Puisi ini adalah 10 puisi pilihan yg diulas Bang Ulyses
Simamora pada Bulan Desember Tahun 1985 di Ruang Sinar Remaja Harian SIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar