Hasrat menulis puisi baru kulakoni sejak kelas 3 sekolah lanjutan pertama di SMP Negeri 1 Pematang Siantar. Dan sejak kelas 3 SMP sampai SMA, guru Bahasa Indonesia selalu menjadi teman akrab berbincang dan berdiskusi. Kegemaranku berpuisi, membuatku juga sangat menyenangi pelajaran bahasa Indonesia. Ketika itu sangat mudah bagiku menghapal seluruh gaya bahasa, gejala bahasa dan hal-hal yang berbau sastra. Prestasi berpuisiku mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan pada saat aku kelas dua sekolah lanjutan atas di SMA Negeri 3 Pematang Siantar. Pada masa ini akupun mulai ikut organisasi kepenulisan dibawah binaan Harian Indonesia Baru yaitu Ikatan Penulis Penggemar Sinar Remaja Harian Sinar Indonesia Baru (SIB) yang diasuh oleh DS Marganda Tobing dengan nama beken Kak Sondang. Banyak alumnus Ikatan kami ini yang sukses meneruskan kiprah baik sebagai penulis, wartawan, PNS, pegawai BUMN, Advokat dan bidang lainnya. Sebutlah Jenny Gichara seorang pendidik di Pahoa International School yang sudah banyak menerbitkan buku pendidikan, Dr Aqua Dwipayana seorang motivator beken khususnya di kalangan TNI/POLRI, Wilson Sitorus seorang wartawan dan kolumnis Gatra, Antoni Antra Pardosi yang pernah menjadi Juara I Lomba Kritik Film FFI Tahun 1990, Dr Elwin Tobing yang sukses sebagai Professor di USA, Tatar Bonar Silitonga yang sudah menjadi Kolonel di Universitas Pertahanan Indonesia, Gustaf Marpaung pejabat di PT POS, Antony Limtan seorang Redaktur senior di Harian Analisa, Naurat Silalahi yg masih berkiprah lewat banyak tulisan di Harian Medan, Ramlo Hutabarat Wartawan Senior di Sumatera Utara, Sermida Silaban yang sukses berkarir di Jakarta, Hinca Ikara Putra Panjaitan yang suskses sebagai salah satu pengurus PSSI, politikus Partai Demokrat dan pengacara beken di Jakarta, Sintong Silaban seorang pengacara di Jakarta yg juga penulis Buku Advokat Muda Indonesia, Albert Marbun penerbit/pengusaha percetakan serta penggiat UMKM di Semarang, Corry Aritonang penyiar, penggiat seni Batak, Erris Juletta Napitupulu wartawati Harian Garuda yang juga Ibunda Joshua Pangaribuan si Juara III Indonesia Mencari bakat, Arist Merdeka Sirait Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia.
Salah satu puisiku menyabet juara Harapan II pada Lomba Cipta Puisi dalam rangka Ulang Tahun RI Tahun 1985 yang diikuti 400 peserta yang berasal dari seluruh wilayah RRI Nusantara I seperti Aceh, Sumut, Riau, Sumatera Barat dan Jambi. Puisi ini terilhami dari Berita SIB pada Tahun 1985 yang memuat pemakaman kembali 25 Kerangka Laskar Perang Melawan Belanda. Berita kemenangan saya sebagai Juara Harapan II justru saya peroleh pertama kali dari abang kandungku yang kala itu bekerja di Medan dan mendengar pengumuman pemenang di RRI N usantara I, Berita yang lebih jelas kemudian kudapatkan dari Bang Andreas Bresman Simangunsong, salah seorang Reporter muda brilian Harian SIB, waktu kami bermalam di Balige bersama rombongan IPPSR SIB dan Pemimpin Umum Harian SIB Pak GM Panggabean, sebelum berangkat ke Bakkara untuk acara peresmian SMP Sisingamangaraja. Pada hari penyerahan piagam dan hadiah, Bang Andreas Bresman simangunsong datang meliput ke RRI Nusantara I (ketika itu masih di Jl Letkol Martinus Lubis). Minggu berikutnya profil dan fotoku terpampang di Ruang Sinar Remaja SIB. Foto yg kuupload di atas adalah salah satu foto pemberian Bang Andreas Bresman Simangunsong (ketika itu beliau ikut juga mengirim puisi tetapi tak masuk dalam kelompok pemenang). Dalam foto di atas aku nomor dua dari kiri. Paling kiri adalah Bang Raja Mulia Nasution wartawan Harian Waspada yang menjadi juara III pada Lomba puisi tersebut. Inilah puisiku tersebut:
DUA PULUH
LIMA KERANGKA LASKAR
Dengan putih
tulang pipi
Tuan papar
sejarah negeri
Padamkan api
tamak kompeni
Dengan tetes
darah pribumi
Pada tuan
satu janji
Lepaskan
gembok rantai bumi
Sebelum persembahkan
bagi pertiwi
Jantung
tuan, jantung kemerdekaan
Dengan
jari-jari kerdil
Tuan
runcingkan kayu jati
Dan maju
selintas pasti
Janji putera
sejati
Tuan telah
tepati
Telah tidur
engkau
Bertenanglah!
Padamu genap
sesusun bakti
Lelaplah!
Sebab milikmu
menatap matahari
Telah
kembali pada Illahi
Darahmu
tertinggal di bumi
Titipkan
pada pertiwi
Tangismu
meringis
bersabarlah
Sebab kami
juga tahu arti sebaris tulang-tulang
Tidurlah
Biaskan
senyum lelaki
Semangat
satriamu
Adalah
pilar-pilar kemerdekaan
Karya Bresman Marpaung
Juara Harapan II Sayembara menulis puisi RRI Nusantara I
(Diikuti peserta dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan Jambi
dengan 400 naskah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar