Minggu, 07 Januari 2018

DUA PUISIKU DI HARIAN ANALISA MEDAN PEMBUKA KARYA DI TAHUN 2018




Sebenarnya, puisi  saya  yang dimuat ini adalah kiriman tahun 2017. Satu telah dimuat pada bulan Agustus tahun 2017. Bayangkan, bagusnya pengarsipan karya di Harian Analisa yang dikomandani Bang Idris Pasaribu. 



YANG SEMBUNYI DALAM PERMANDIAN INI


dalam persekutuan yang sepakat dirajah basah
apa yang kau terka pada beberapa gigil
hujan pemanah itikad sembunyi
atau kuyup pemerangkap kehendak?
liang zakarmu mengusung air kalam
tapi berdebur debar di secipak-cipak air kolam.
masgyul temaram riang sejak mengandung tiap noda.

kau yang biasa dingin di pertapaan hibernasi
tiba-tiba ingin memandikan jalang meski rahimnya belum dibilas
dari sendawa benih penggoda laten
matamu pun belum kau duga seberapa pedih
mau mengayak batasan dosa

tak kau tahu sejak perempuan Magdala
peramu wewangian dengan air mata
punah
retina rentan sekarang pandai mengaduk
bayang-bayang laut tenang
dititipnya gelombang di lembar almanak
menunggu waktu ruah di ujung hari lengah
perempuan-perempuan penatap bimbang
tiba-tiba mengambang berbangkai hati

kau hendak menunggu seperti si buta kolam siloam
yang bertuah menuai sakti mimpi
tapi seorang tuan lajang pemberi bukti
takkan hinggap lagi di depan pancuran belah

setelah sebab dipunahkan akibat
sejak hakikat karam di persuaan mata
bertalian hajat sumbang

           Kolam renang Cemara Asri Medan, September 2015


KEINGINAN ORANG-ORANG TIMPANG

:Corrado Gini


aku perlu tonik
setempayan tegukan nasib
perlintasan pintas pintas senyawa samak darah
agar panjang jarak kemuliaan kita
tak berbatas jejak biru-merah

gerak mengalir yang terlanjur
buruan hidup kami kaum panik
akan terus bergulir mempersoalkan
luka-luka peperangan nasib

betapa parah parasmu bertekak
betapa gagal kami membentang rupa baik-baik
mengerang kegeraman sedalam gertak
sejak mendelik di hina congkakmu

kaummu pengerat tinggi menakik tuah seharga hidup
berlaksa kawan sedarah kami, telah runtuh ke kasta timpang
tersuruk kami bergulung digiring amarah
menajamkan niat terasah menghunus dendam
sampai huyung kaki terakhir pasti kami tempuh
perjuangan menyayat seruas gemukmu sebagai berkah
mengoyak kulit bebal yang dimaterai aorta biru
sampai merdeka sungai darah bersekutu dalam warna
jika tiba, puasku kelak di atas harga barang langka

kalau kau tak ingin itu terjadi
beri aku menenggak tonik
seteguk dari congkakmu
cara akur menyamak tampak
sampai kulit kita mampu beranak tampak
sekasta mulia yang tegak
tak dipajang pemburu hanya seperti barang antik


Keterangan:

CORRADO GINI adalah ahli Statistika yang mempublikasikan Indeks Gini atau koefisien Gini dalam karyanya Variabilita e mutabilita pada tahun 1912, yaitu salah satu ukuran umum untuk distribusi pendapatan atau kekayaan guna menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan. Kisaran Indeks ini 0 sampai 1.Apabila koefisien Gini bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan apabila bernilai 1 berarti ketimpangan sempurna.Semakin besar indeks semakin tidak merata pendapatan dan kekayaan dalam suatu negara. Pada tahun 2014, Indeks Gini Indonesia 0,42. Sampai tahun 2010, rasio Gini Indonesia berada di kisaran 0,32-0,38. Tahun 2011-2013 dikisaran 0,41-0,413. Artinya dari tahun ke tahun terjadi kecenderungan peningkatan kesenjangan distribusi pendapatan dan kekayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar