Ternyata apparaku Ranto Napitupulu menyampaikan berita ada 5 puisiku dimuat di Riau Pos, dengan judul antara lain: MENCARI KAKI BATHIN SAKAI, DI EX CAMP VIETNAM, METAMORFOSIS USIA, DI TOKO TERMEGAH ITU BUKU-BUKU BERTANYA RAIB dan PERJUANGAN MENJADI NYONYA.. Terimakasih banyak Appara Ranto Napitupulu atas kemurahan hatimu yang bersedia mengirimkan koran cetak padaku.
Di bawah ini kusajikan 2 puisi yaitu MENCARI KAKI BATHIN SAKAI dan DI TOKO TERMEGAH ITU BUKU-BUKU BERTANYA RAIB
MENCARI KAKI BATHIN SAKAI
paman mancung
berburu lemak
koko Acuh
mengutil derak
abang latah dari
kampung sebelah
berlagak
menujah biji
berarak
dari
akar ninik mamak
yang dicamkan
jangan beranjak
tapak ulayat
melarat serempak
serak berserak
berbutir percik
bebercak
tiap tiga gasing asing berkacak
sungguh bukan
imamat kutuk berdecak
sekupak dampak beriak
isak cabik kampung
tersibak
balasan patah
aji
setelah
terjungkir di haribaan sungai-sungai
paman mancung
sarat mengarak
bertabung-tabung
lemak
koko Acuh
bertongkang tegak
di atas balok
beronggok
abang lantang
bertabuh lancang
menohok dari lubang-lubang
kampung
kencang menyeret
kantung-kantung
jerih-jerih memanen riuh
berpengaruh sendawa tinggi
kami dibalur sehampar keluh
kehabisan puih
kuning juling berharta murung
bathin tiba membakar lupa
menghimpun
sebara
ingatan timbul
tinggal semerah di mata
akar mati
dicerabut tandas
rentang setali
tiga pendatang
memenuhi rongga
masa menjalin asas
menggantikan
dupa berupa zaman kelupas
aroma tumbuh
berlapis
dibedakan
hamparan gelak
tiap dikibas,
rentan bergolak
tampak
tampuk telak beranjak memuncak
di cuaca retak
lekas-lekas setampak goyah
onak-onak
serak-berserak
di haribaan
rebah kerangka ulayat
Kecamatan
Pinggir Bengkalis, September 2016
DI TOKO TERMEGAH ITU BUKU-BUKU
BERTANYA RAIB
banyak cerita tempaan dijaja di rak-rak kota bernama
reka-reka
burung beo penjaga toko menjual kata-kata:
“kitab masih banyak
peminat sebab selalu lahir perindu mencari akrab”
kau setuju menyikut galur bingung
anakmu menyikat alur pusing
isterimu terpikat peracik gurih yang kangen
yang tepat membaca keinginan
penafsu khasiat cepat
tanpa bahan pelenguh, memang kepala berjejer awet muda
menghalau pergulatan yang ingin menduduki pikiran
perasaan tertanam dibiarkan kekal berbunga
calon perempuan pemberi susu cepat kecanduan
mencari di atas kitab tak berbiak tanya
Wajah kakek berlumut
mempertahankan jajaran pengecap
umur memang bertahan tetapi bertahun menarikan hati
kuncup
pikirannya tak berani-berani melepaskan taji
lelaki mengkal menguning sebagai pengucap yang banci
terpejam dalam angan-angan tinggi
di toko cerita, kepala-kepala berserak selongsong
setia sekopong kepompong
mendengungkan birama
bencana angin
menutup mata di tiap menggapai jawaban
dulang di pelupuk hampa menghamparkan harapan
tulang merapuh
sejak bergaung percaya kosong
tanpa sumsum dari cerita rumit gemetar mendengar
genderang
dalam perang tak kuat berkubang seperti labirin menipu angin
mereka hanya pasangan berbiak penyungging mimpi
tapi merasa sedang menempa adab kota tembus pandang
tak berguru buku-buku siasat berpekat sandi
tapi merasa himpunan yang cemerlang
menjangkitkan wabahpada
mata-mata yang sedang hampa
dengan sekuel kitab-kitab tanpa lambang tanya
yang dinantikan kota berubah perangai
menukar musim goyah dengan menugal sejengkal serabut
yang dipungut dari kitab terlumat tanpa ditumbuk pikiran
merasa kelak menjadi pondasi kota
Medan
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar