Meski tak masuk kategori sangat produktif, aku senantiasa bersyukur padaNya bahwa hingga saat ini semangatku menulis puisi belum menurun. Puji, Tuhan di Tahun 2017 ini Koran Tempo masih berkenan memuat puisiku sebagaimana tahun 2015 dan 2016. Setelah vakum menulis dari tahun 1993-2013, akibat terbawa arus kerja, maka pencapaian puisiku menurutku hanya bisa seperti saat ini karena hikmat yang diberiNya. Kedua, karena belajar dan menyerap taktik, teknik penggalian diksi, tema dan semangat kawan-kawan penyair yang sudah lebih dulu malang-melintang di jagad kesusastraan negeri ini. Mereka sungguh menginspirasi dan memotivasiku.
Sebagaimana puisiku yang dimuat Koran Kompas pada tanggal 17 Juni 2017 maka 2 puisiku yang dimuat Koran Tempo kali ini masih bertemakan adat-istiadat dan hegemoni tanah leluhurku Toba. Setahun ini aku agak bersemangat menggali nlai-nilai tradisi di tanah leluhurku yang sudah mulai punah dan tak henti dimiskinkan oleh perkara korupsi penguasa daerah.. Barangkali ini terkait erat dengan bidang tugasku di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menangani Konflik Tenurial dan Hutan Adat. Kunjungan ke wilayah tugas telah menginspirasiku mengangkat tema lokal. Tercatat puisiku sudah beberapa kali dimuat terkait tema lokal ini. Seperti puisiku yang berkaitan dengan Suku Sakai di Riau telah dimuat Riau Pos, Hegemoni Melayu Deli telah dimuat Harian Kompas dan kini Batak Toba juga telah dimuat Harian Kompas dan Koran Tempo..Bahkan seorang sahabat satu kelas zaman SMA, yang saat ini aktif dalam politik nasional (termasuk dalam lingkaran dalam pengkaji Trisakti dan Nawacita Pak Presiden Jokowi) mendorongku untuk mencoba mengangkat tema dari sub etnis Batak Simalungun, khususnya Pasang-surut Raja-raja Simalungun dalam kaitannya dengan Revolusi Sosial tahun enampuluhan. Dorongan yang belum bisa kupenuhi karena keterbatasan waktu mencari pustaka dan nara sumber.
Berikut dua puisiku yang berjudul MANGEBANG NASIB GAMANG dan ONAN SAMPANG
MANGEBANG
NASIB GAMANG
di atas tikar terlentang
sila puan dudukkan malang
bagi sukma yang terhalang
di atas tikar terlentang
sila puan dudukkan malang
bagi sukma yang terhalang
begini cara
memanjat terang
tabah kau menunggu di sisi kanan pekan
beri terpana tuan pemenggal ilalang
menyibak kemelutmu
tak bebal di sanggul gersang
tabah kau menunggu di sisi kanan pekan
beri terpana tuan pemenggal ilalang
menyibak kemelutmu
tak bebal di sanggul gersang
jika dua purnama menjelang
panggulmu tak juga memangku
buah cinta bertuah
kita bersua lagi di pekan raya
memingit ruh yang cepat merasa tak tenang
merayu delapan pandang turut serentak
mencibir jembalang bermata garang
surut bertahta menindih kepala
niscaya takluk kebal biji kutuknya
enyah membuncah malu kepalang
di purnama depan, rekah putik rahimmu
panggulmu tak juga memangku
buah cinta bertuah
kita bersua lagi di pekan raya
memingit ruh yang cepat merasa tak tenang
merayu delapan pandang turut serentak
mencibir jembalang bermata garang
surut bertahta menindih kepala
niscaya takluk kebal biji kutuknya
enyah membuncah malu kepalang
di purnama depan, rekah putik rahimmu
menumbuhkan gejala
ranting dan dua daun
bernas suar bersama linang muhrim
memecah degil cangkang penghalang
bolehlah di tiga purnama mendatang
bernas suar bersama linang muhrim
memecah degil cangkang penghalang
bolehlah di tiga purnama mendatang
kita usung tikar sedepa lebih panjang
pasti cukup membagi tangis mata girang
dari seorang diri, akhirnya kau bisa berembuk
dikerumuni celutuk hiruk-pikuk
bila tiap menjelang purnama
pasti cukup membagi tangis mata girang
dari seorang diri, akhirnya kau bisa berembuk
dikerumuni celutuk hiruk-pikuk
bila tiap menjelang purnama
jembalang lapar bermata
geram dari huma
melayang-layang
merasuk buah hatimu yang lancang di tengah ladang
melayang-layang
merasuk buah hatimu yang lancang di tengah ladang
hingga
mengerang-erang sukma kejang
hingga terjengkang di atas tikar rumah panggung
kau dan muhrimmu turut lebam berkubang linang
bawalah yang ranum di dapur turut serta ke pekan
hingga terjengkang di atas tikar rumah panggung
kau dan muhrimmu turut lebam berkubang linang
bawalah yang ranum di dapur turut serta ke pekan
sebakul buah
ladang, sekalbu sarang rasa sayang
hampar di muka ruas kaku si anak malang
duduki ruang hampa di seluas tikar dingin menatang
makanlah sajian itu penyudah letih panjang
hampar di muka ruas kaku si anak malang
duduki ruang hampa di seluas tikar dingin menatang
makanlah sajian itu penyudah letih panjang
selumat nujum doa-doa penyabar ladang
aminkan penjarang subur linang
bolehlah selama tiga purnama mendatang
aminkan penjarang subur linang
bolehlah selama tiga purnama mendatang
kita rajin ke
pekan hanya sebab rindu bertandang
berbagi sepikul buah ladang
menunjuk wajah kalbu
suci dari malu
berbagi sepikul buah ladang
menunjuk wajah kalbu
suci dari malu
Porsea 2017
Keterangan:
Mangebang
adalah tradisi Batak Toba berjalan-jalan ke onan untuk memperkenalkan pertama
kali baik anak, wanita yang baru
menikah,wanita yang baru berstatus janda, pasangan suami-isteri yang lama belum
dikarunia anak atau anak-anaknya sering meninggal agar ruhnya merasa malu
sehingga kemudian berubah nasibnya
ONAN SAMPANG
kau tahu raja tak perlu datang
kau tahu raja tak perlu datang
mempertemukan
maksud-maksud tak saling menantang
bagi sejoli yang baru sepakat melekat
terlalu seram beringin mendesir memberi dingin
menghantui matamu yang belum banyak kepingin
maka
peramlah mimpi jangan datang mengecoh sampai ke pagi
pergi lebih cepat meninggalkan ayam lelap mengeram
jangan oleng melenggang!
ke onan sampang genting mencari ulam dan garam
bagi sejoli yang baru sepakat melekat
terlalu seram beringin mendesir memberi dingin
menghantui matamu yang belum banyak kepingin
maka
peramlah mimpi jangan datang mengecoh sampai ke pagi
pergi lebih cepat meninggalkan ayam lelap mengeram
jangan oleng melenggang!
ke onan sampang genting mencari ulam dan garam
menemui
betina-betina tak senang berkelakar
inang-inang belum sempat bercumbu tadi malam
telah duduk sejak hantu tengah malam berlalu
menunggu pemburu di gerbang kampung
kau inang bukan seorang saja pencari bumbu
inang-inang belum sempat bercumbu tadi malam
telah duduk sejak hantu tengah malam berlalu
menunggu pemburu di gerbang kampung
kau inang bukan seorang saja pencari bumbu
jamuan penghangat
cita-cita nanti malam
berjuanglah dalam langkah tak sampai dikurung waktu
nanti masih kau ramu sajian penyenang
berjuanglah dalam langkah tak sampai dikurung waktu
nanti masih kau ramu sajian penyenang
bekal kuat lelakimu memanen ladang
di waktu yang sempit semua bisa tiba-tiba terjepit
walau tak siapa-siapa memaksa pilihan rumit
meski hanya ubi dari rumah seberang
tiri-tiri dari dangau Si Tulang
bisa-bisa cepat disambar orang
bisa sia-sia kau bawa cabai dari ladang di belakang
penukar bayam yang kau idam-idam
Medan Juni 2017
Keterangan:
di waktu yang sempit semua bisa tiba-tiba terjepit
walau tak siapa-siapa memaksa pilihan rumit
meski hanya ubi dari rumah seberang
tiri-tiri dari dangau Si Tulang
bisa-bisa cepat disambar orang
bisa sia-sia kau bawa cabai dari ladang di belakang
penukar bayam yang kau idam-idam
Medan Juni 2017
Keterangan:
1.
Onan Sampang
disebut juga onan manogot-nogot, yaitu salah satu dari dua jenis pekan di tanah
Batak Toba. Pekan ini adalah pkan kecil, biasanya berlangsung pagi hari sampai
jam sepuluhan. Jenis yang diperjualbelikan adalah keperluan sehari-hari saja
seperti ikan, sayur, garam dan bumbu
2. Tiri-tiri adalah sejenis ikan kecil air tawar sebesar teri jengki yang khas di tanah batak
2. Tiri-tiri adalah sejenis ikan kecil air tawar sebesar teri jengki yang khas di tanah batak